Rabu, 02 November 2016

Setelah Arya

Tentang Arya yang menyakitkan aku tak ingin mengingatnya, tak ingin memikirkan apapun tentang rasa saikt dan kecewaku.
Tentang Arya yang entah tau atau tidak tentang semua kecewa ini, aku sudah tidak ingin lagi repot mengatur imajinasiku agar berfikir waras.
Aku mengalirkan segala perasaan dihati dan akan mengikutinya hingga kehulu.
Tentang cinta dan kasih sayang, seperti aku sudah tak mengenalnya lagi, perasaan ini entah kemana dan hati ini entah bagaimana. Hanya sakit yang semakin mencekik perlahan seolah ingin membunuh.
Karena hal apa rasa sakit ini tak kunjung usai, seperti Tuhan mengirimkan Arya untukku merasakan ini semua. Aku tak hendak memuji kesabaran ku sendiri karena telah menantikannya selama ini. Toh tetap berujung kecewa dan menyakitkan. Setelah ini sepertinya aku ingin beristirahat dulu dan tak lebih mengenal laki-laki. Aku lelah.. dan ku fikir tidak usah.
Sampai kapan???
Entahlah, mungki hingga aku mulai mempercayai lagi tentang arti cinta, laki-laki, dan kepergian..
Maka untuk melakukan ini sebisa mungkin ku bunuh kenang, dan menikamnya tanpa belas kasihan.
Ini tak sepahit menanti lalu disia-siakan ku yakin itu.
Biarlah, aku bahagia dengan caraku meski harus membunuh keji dia dari ingatanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar