BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemakaian energi listrik dewasa ini
sudah sangat luas, bahkan manusia sangat sulit melepaskan diri dari kebutuhan
dengan energi listrik. Andaikata tidak ada listrik, itu berarti tidak ada
televisi, lampu penerangan, tidak ada lampu lalu lintas, dan lain-lain.
Sebaliknya, dengan listrik kehidupan manusia menjadi sangat menyenangkan.
Televisi, lampu penerangan, lampu lalu lintas, semua menggunakan listrik. Jadi,
listrik dapat dikatakan sebagai suatu bentuk hasil teknologi yang sangat vital
dalam kehidupan manusia. Semakin
lama tidak ada satupun alat kebutuhan manusia yang tidak membutuhkan listrik.
Karena semua ini manusia tiap hari selalu berfikir bagaimana menciptakan dan
menggunakan energi listrik secara efektif dan efesien.
Melalui makalah
ini, diharapkan nantinya kita sebagai pendidik dapat memberikan penjelasan
kepada peserta didik untuk memahami konsep dasar tentang kelistrikan. Dari masalah
arus listrik, sampai pada pemanfaatan energi listrik dalam kehidupan
sehari-hari, serta mengenai penghematan energi listrik.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari kelistrikan, arus listrik, hambatan dan
tegangan listrik?
2. Apa saja sumber energi listrik?
3. Apa yang dimaksud dengan konduktor dan isolator listrik?
4. Apa saja perubahan dari energi listrik itu?
5. Bagaimana pemanfaatan listrik pada
lampu lalu lintas?
6. Bagaimana cara untuk berhemat listrik dalam kehidupan
sehari-hari?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari kelistrikan, arus listrik,
hambatan dan tegangan listrik serta hubungan diantaranya.
2. Untuk mengetahui berbagai sumber energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Untuk mengetahui benda-benda yang termasuk dalam konduktor
dan isolator listrik.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis perubahan listrik yang bisa
dimanfaatkan dalam kehidupan.
5. Untuk mengetahui pemanfaatan listrik
pada lampu lalu lintas.
6. Mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk berhemat
listrik.
1.4 Manfaat Penyusunan Makalah
Penulisan ini berguna untuk
kepentingan pendidikan khusunya pendidikan sains, selain itu juga berguna
sebagai:
1. Proes
pembelajaran sains fisika
2. Menginformasikan
kepada pembaca untuk lenih mengetahui tentang listrik dinamis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Teoritis
Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik dapat juga diartikan
sebagai kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan
penolakan gaya di antaranya. Pada
dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu
dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang
disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan
air yang mengalir pada sebuah pipa. Tenaga (the force) yang mendorong electron
agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah
sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik. Ketika kita berbicara
mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan ditujukan pada
berapa besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada titik
satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari
tegangan tersebut tidak ada artinya.
Elektron bebas cenderung bergerak
melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau bergerak
berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan.
Besarnya arus di dalam rangkaian adalah jumlah dari
energi yang ada untuk mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam
sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan
hambatan ada jumlah relative antara dua titik. Dalam hal ini, banyaknya
tegangan dan hambatan sering digunakan untuk menyatakan antara atau melewati
titik pada suatu titik
Sehingga bisa disimpulkan bahwa di dalam listrik dikenal
adanya arus listrik yaitu banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan
waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik
lainnya. Arus listrik timbul karena muatan
listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.
Satuan SI untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang bila dipertahankan akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus
sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama
lain dalam ruang hampa udara.
Hambatan listrik adalah perbandingan
antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor)
dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Di mana V adalah tegangan dan I adalah arus. Satuan SI
untuk Hambatan adalah Ohm (R). Tegangan listrik (kadang disebut sebagai
Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial
sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor
listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat
dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
V= I .R
Satuan SI untuk Tegangan adalah volt (V).
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang.
Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada
setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut.
Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang
melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang
hambatannya kecil, maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus
listriknya besar.
Hukum I Kirchoff berbunyi:
Jumlah
kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus
listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya
dengan hukum kekekalan muatan listrik.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:
Hukum II Kirchoff
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu
karena ada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri
dan paralel.
Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam
rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian
seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau
mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi
bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:
Di
dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR)
sama dengan nol.
2.2
Pembahasan
2.2.1
Sumber-sumber Energi Listrik
Sumber energi listrik adalah benda yang dapat menimbulkan
arus listrik. Sumber energi listrik ada yang kecil dan ada yang besar. Beberapa
contoh sumber energi listrik adalah:
1.
Baterai
Baterai mudah diperoleh di warung-warung, toko atau supermarket. Pada bungkus baterai
biasanya tertulis 1,5 V 1 A, tulisan itu berarti baterai tersebut mempunyai
tegangan 1,5 volt dan arus listrik 1 ampere.
Pelopor pembuatan baterai sebagai sumber energi listrik
adalah seorang fisikawan Italia bernama Alesandro Volta. Pada tahun 1800, Alesandro
Volta membuat suatu elemen yang terdiri dari lempeng seng, lempeng tembaga, dan
larutan asam sulfat. Elemen tersebut diberi nama elemen volta. Elemen volta
disempurnakan lagi oleh seorang kimiawan Perancis bernama Georges Leclanche.
Pada tahun 1860an Goerges membuat rancangan elemen dari seng, karbon dan
larutan yang dibuat dari campuran salamoniak dan seng klorida berbentuk
pasta. Elemen leclanche mirip dengan baterai yang kita kenal sekarang.
2. Aki (akumulator)
Aki terbuat dari plastik tebal dan kuat. Di dalam aki terdapat dua lempeng
timbal yang berfungsi sebagai kutub positif (+) dan kutub negatif (-). Aki juga berisi zat kimia berupa cairan sehingga aki
disebut elemen basah. Aki tidak dapat dipakai sebagai sumber energi
terus-menerus. Oleh
karena itu,
aki harus di isi kembali, kadang-kadang aki juga perlu ditambah air murni.
Aki banyak dipakai sebagai sumber energi listrik pada
kendaraan bermotor. Aki dipakai untuk menyalakan lampu, klakson dan
menghidupkan mesin. Ada beberapa macam ukuran aki misalnya 6V, 12V dan 50V. Ukuran aki ini
menunjukkan besarnya tegangan listrik yang dimiliki oleh aki tersebut.
3.
Generator
Umumnya listrik diperoleh dari mengubah energi kinetik
melalui generator menjadi listrik. Generator adalah sumber energi listrik yang
lebih besar dibanding dinamo. Generator dipakai pada pusat pembangkit listrik
sebagai sumber energi, generator dihubungkan dengan turbin. Turbin adalah roda
besar yang berputar cepat sekali.
Energi kinetik untuk menggerakkan generator bisa diperoleh
dari uap yang dihasilkan dari pembakaran sumber energi fosil, seperti minyak,
batubara dan gas atau bisa juga dari aliran air atau dari aliran udara. Intinya
adalah energi listrik dihasilkan dari pengubahan sumber energi lain.
Sumber-sumber energi untuk listrik memiliki kelebihan dan kekurangan.
Sumber energi fosil mudah diperoleh namun bersifat polutif dan cadangannya
terbatas. Sementara sumber energi aliran air atau angin relatif bersih, tak
terbatas (renewable) namun tidak selalu ada.
Adapun rangkaian hambatan Listrik, sebagai berikut :
·
Rangkaian
Listrik Sederhana
Rangkaian
listrik merupakan suatu lintasan yang dapat diairi oleh muatan listrik (arus).
Suatu rangkaian listrik umumnya terdiri dari banyak komponen listrik.
Komponen-komponen listrik tersebut terdiri dari komponen pen-supply energi
listrik (seperti batterai) dan komponen pengguna energi listrik (seperti bola
lampu –resistor). Arus listrik akan mengalir dalam suatu rangkaian yang
setidaknya :
- memiliki sumber tegangan untuk membuat arus mengalir,
- memiliki komponen pengguna energi yang di-supply sumber tegangan, dan
- merupakan rangkaian tertutup.
Gambar
di atas merupakan contoh untuk sebuah rangkaian listrik sederhana. Pada gambar
tersebut komponen pen-supply energi adalah baterai, sementara bola
lampu bertindak sebagai komponen pengguna energi, dan rangkaian tersebut
tertutup, sehingga arus dapat mengalir.
Pertanyaannya,
apakah bila tidak ada bola lampu arus tidak akan mengalir? Dalam syarat yang
ke-2 dikatakan harus terdapat suatu komponen yang menggunakan energi listrik
yang disokong oleh sumber tegangan. Hal tersebut dikarenakan agar kedua ujung
penghantar listrik memiliki potensial yang berbeda sehingga arus dapat terus
mengalir. Namun, tanpa bola lampu pun arus listrik dapat mengalir, karena dalam
penghantar listrik pun memiliki hambatan. Sehingga sebenarnya kawat penghantar
pun bertindak sebagai komponen pengguna energi listrik.
·
Rangkaian
Hambatan Seri
Komponen-komponen
listrik dinyatakan dirangkai secara seri pada saat komponen-komponen tersebut
dihubungkan secara berturutan dalam satu jalur rangkaian. Karakteristik dari
rangkaian seri yaitu :
- Arus listrik hanya memiliki satu jalur untuk mengalir. Hal ini berarti arus listrik yang mengalir pada tiap komponen listrik dalam rangkaian seri memiliki besar yang sama.
- Arus listrik yang mengalir dihambat oleh hambatan pertama, setelah melewati hambatan pertama, arus yang sama dihambat oleh hambatan kedua, hambatan ketiga, dan seterusnya. Sehingga Hambatan total pada rangkaian seri merupakan jumlah dari tiap hambatan sepanjang rangkaian listrik.
- Energi listrik yang diberikan sumber tegangan untuk membuat arus mengalir, didisipasi oleh tiap hambatan pada rangkaian. Hal ini berarti jumlah tegangan pada tiap komponen listrik pada rangkaian seri sama dengan tegangan pada sumber tegangan.
- Karena hambatan total pada rangkaian seri merupakan jumlah dari tiap hambatan pada rangkaian, maka rangkaian seri biasanya ditujukan untuk memperbesar hambatan pada rangkaian.
·
Rangkaian
Hambatan Paralel
Apabila
komponen-komponen listrik dihubungkan pada dua titik yang sama dalam rangkaian
listrik, maka dapat dinyatakan bahwa komponen-komponen listrik tersebut
dirangkai secara paralel. Karakteristik dari rangkaian paralel yaitu :
- Tiap komponen terhubung pada dua titik yang sama dalam rangkaian. Sehingga tegangan tiap hambatan memiliki besar yang sama.
- Arus total dalam rangkaian terbagi pada cabang-cabang paralel dengan jumlah arus yang mengalir pada tiap cabang sama dengan arus total pada rangkaian.
- Tegangan pada hambatan dalam tiap cabang paralel besarnya sama, namun arus yang mengalir pada tiap cabang berbeda. Sehingga besarnya arus pada tiap cabang berbanding terbalik dengan besarnya hambatan pada cabang tersebut.
- Penambahan jumlah cabang paralel menyebabkan hambatan total semakin kecil, sehingga rangkaian paralel ditujukan untuk memperkecil hambatan.
2.2.2 Konduktor dan Isolator Listrik
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan
alat-alat yang terbuat dari kertas, plastik, karet, lilin, kayu, alumunium,
bahkan bahan yang terbuat dari besi dan baja. Ada benda yang bersifat konduktor
dan ada pula yang bersifat isolator. Benda-benda yang termasuk konduktor
misalnya: aluminium, besi, dan baja. Sedangkan benda-benda yang termasuk
isolator misalnya: kertas, plastik, karet, lilin, dan kayu. Memasak air akan
lebih cepat mendidih bila menggunakan alat/ wadah yang terbuat dari logam, karena logam merupakan
penghantar panas (konduktor) yang baik. Bandingkan jika menggunakan alat/ wadah yang terbuat dari tanah liat.
Begitu pula tangkai atau pegangan alat masak atau alat penggorengan, biasanya
menggunakan kayu atau karet. Sebab, kayu dan karet merupakan benda penyekat
panas (isolator) yang baik atau penghantar panas yang kurang baik.
1. Konduktor adalah bahan-bahan yang mudah mengalirkan arus
listrik jika dihubungkan dengan sumber tegangan. Misalnya: tembaga, besi, emas,
dll.
Dari bahan - bahan yang paling bagus untuk mengalirkan arus
listrik adalah emas.
Karena pada bahan konduktor mempunyai banyak sekali elektron bebas, dan yang paling banyak elektron bebasnya adalah emas.
Karena pada bahan konduktor mempunyai banyak sekali elektron bebas, dan yang paling banyak elektron bebasnya adalah emas.
2. Isolator adalah bahan - bahan yang akan menghambat arus
listrik bila dihubungkan dengan sumber tegangan. Misalnya: gelas, kaca, karet,
kayu, dll.
Kenapa tidak dapat menghantarkan arus listrik? Karena dalam
bahan yang bersifat isolator seluruh lintasan elektronnya memiliki ikatan yang
kuat dengan intinya atau dengan kata lain pada bahan isolator tidak mempunyai
elektron bebas walau diberi tegangan listrik.
Selain benda-benda konduktor dan isolator juga dikenal
bahan-bahan yang bersifat semikonduktor, yaitu bahan - bahan yang pada kondisi
tertentu akan bersifat sebagai isolator dan pada kondisi lain akan bersifat
sebagai konduktor. Misalnya: germaniun, silicon, dll.
Kapan bahan - bahan semikonduktor dapat bersifat
isolator dan bersifat konduktor? Bahan-bahan tersebut akan bersifat isolator
jika dalam temperatur yang rendah. Dan bahan-bahan tersebut akan bersifat
konduktor jika ada dalam temperatur tinggi. Mengapa demikian? Karena dalam
temperatur rendah seluruh lintasan elektron terisi penuh oleh elektron, dan
ketika dalam temperatur tinggi karena pada temperatur yang tinggi akan ada
ikatan - ikatan yang pecah sehingga menyebabkan adanya elektron - elektron
bebas.
2.2.3 Bentuk perubahan Energi listrik
Saat ini kita sudah memanfaatkan berbagai energi listrik
untuk keperluan sehari-hari. Pemanfaatan listrik tersebut ditandai dengan
adanya perubahan energi listrik.
1.
Energi
Listrik Menjadi Energi Panas
Energi listrik dapat diubah menjadi energi panas atau kalor.
Berbagai alat yang dapat merubah energi listrik menjadi energi panas, misalnya:
pemanas, solder, setrika, dan kompor listrik. Alat yang mengubah energi listrik
menjadi energi panas dilengkapi dengan elemen pemanas. listrik yang mengalir
melalaui elemen pemanas diubah menjadi energi panas. Elemen pemanas terbuat dari
bahan yang mempunyai tahanan tinggi, sehingga listrik yang mengalir melalui
bahan tersebut berubah menjadi panas.
Bagian-bagian utama setrika listrik adalah sebagai berikut:
a.
elemen pemanas (elemen inilah yang
mengubah energi listrik menjade energi panas);
b. pemegang setrika, terbuat dari bahan isolator.
c.kabel penghubung;
d. logam besi/ baja.
2.
Energi
Listrik Menjadi Energi Gerak
Energi listrik dapat diubah menjadi energi gerak, misalnya
pada: kipas angin, bor listrik, mixer, dan blender.
3.
Energi
Listrik Menjadi Energi Bunyi
Energi listrik dapat diubah menjadi energi bunyi dengan
menggunakan alat yang dirancang sedemikian rupa, misalnya pengeras suara. Di
dalam pengeras suara, gerakan listrik frekuensi audio diubah menjadi gelombang
bunyi. Jadi, pengeras suara merubah energi listrik menjadi energi bunyi.
Cara
kerja pengeras suara
Mikrofon mengubah energi bunyi menjadi getaran listrik
audio. Di dalam amplifier terjadi peningkatan suara yang lebih keras. Speaker
mengubah energi listrik frekuensi audio menjadi bunyi (suara asli manusia).
Di dalam kehidupan sehari-hari, perubahan energi listrik
menjadi energi lain bermanfaat, misalnya radio. Radio dapat kita gunakan untuk
mendapatkan berbagai informasi, hiburan, dan lain-lain. Begitu juga dengan
kipas angin yang dapat dipakai dalam suasana yang panas atau kegerahan sehingga
menghasilkan angin buatan dan dapat mengurangi kegerahan.
4.
Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya
Energi
listrik juga dapat berubah menjadi energi cahaya contohnya adalah lampu pijar
dan lampu TL.
Bagian-bagian
utama lampu pijar adalah sebagai berikut:
a. elemen pemanas, berupa filamen tungsten atau wolfram
b. gas argon dan nitrogen.
Elemen pemanas mudah sekali terbakar. Untuk mengatasinya,
bola lampu diisi dengan gas argon dan nitrogen. yaitu gas yang tidak bereaksi
dengan logam sehingga filamen tidak terbakar. Ketika dialiri arus listrik,
filamen dapat berpijar sampai suhu 1.000 . Pijaran filamen inilah yang
menghasilkan panas dan cahaya.
Sedangkan untuk lampu TL
Bagian
utama lampu neon adalah tabung kaca hampa udara yang diisi dengan uap raksa.
Pada kedua ujung tabung, terdapat dua elektrode. Jika pada kedua elektrode ini
diberi tegangan, terjadi aliran elektron. Aliran elektron ini menyebabkan uap raksa
memancarkan sinar ultraviolet (tidak tampak oleh mata). Karena dinding tabung
bagian dalam dilapisi dengan zat yang dapat berpendar maka ketika dinding
tersebut terkena sinar ultraviolet akan memendarkan (memancarkan) cahaya,
cahaya inilah yang rnenerangi ruangan di sekitarnya.
2.2.4 Pemanfatan Energi Listrik Pada Lampu Lalu Lintas
Lampu lalu
lintas adalah
lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas
lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara
bergantian dari berbagai arah. Pengaturan
lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan
kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan agar dapat bergerak
secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus yang ada.
Lampu lalu lintas telah diadopsi di
hampir semua kota di dunia ini. Lampu ini menggunakan warna yang diakui secara universal. Untuk menandakan berhenti adalah warna merah, hati-hati yang ditandai dengan
warna kuning, dan hijau yang berarti dapat berjalan.
a. Jenis lampu lalu lintas
a. Berdasarkan cakupannya
1)
Lampu lalu lintas terpisah, pengoperasian lampu lalu lintas
yang pemasangannya didasarkan pada suatu tempat persimpangan saja tanpa
mempertimbangkan persimpangan lain.
2)
Lampu lalu lintas terkoordinasi, pengoperasian
lampu lalu lintas yang pemasangannya mempertimbangakan beberapa persimpangan
yang terdapat pada arah tertentu.
3)
Lampu lalu lintas jaringan, pengoperasian
lampu lalu lintas yang pemasangannya mempertimbangkan beberapa persimpangan
yang terdapat dalam suatu jaringan yang masih dalam satu kawasan.
4)
Jenis lampu lalu lintas
1)
Fixed time
traffic signal, lampu lalu lintas yang
pengoperasiaannya menggunakan waktu yang tepat dan tidak mengalami perubahan.
2)
Actuated
traffic signal, lampu lalu lintas yang
pengoperasiaannya dengan pengaturan waktu tertentu dan mengalami perubahan dari
waktu ke waktu sesuai dengan kedatangan kendaraan dari berbagai persimpangan.
2. Tujuan adanya lampu lalu lintas
a.
Menghindari
hambatan karena adanya perbedaan arus jalan bagi pergerakan kendaraan.
b.
Memfasilitasi
persimpangan antara jalan utama untuk kendaraan dan pejalan kaki dengan jalan
sekunder sehingga kelancaran arus lalu lintas dapat terjamin.
c.
Mengurangi
tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh tabrakan karena perbedaan arus jalan.
3. Variasi lampu lalu lintas
Lampu lalu lintas memiliki banyak
variasi, tergantung dari budaya negara yang menggunakannya dan kebutuhan khusus
di perempatan tertentu. Contoh variasinya adalah lampu lalu lintas khusus
pejalan kaki, lampu lalu lintas untuk pengguna sepeda, bus, kereta, dan lain-lain. Urutan lampu yang
terpasang juga dapat berbeda-beda. Selain itu, ada banyak aturan dalam
pengaturan lampu lalu lintas. Semua variasi lampu lalu lintas ini bisa saja
dioperasikan bersamaan pada perempatan yang kompleks. Misalnya saja pada
perempatan kompleks yang ramai dilewati para pejalan kaki dan kendaraan roda
empat. Di sisi lain, jika lampu pejalan kaki berwarna hijau menyala, maka mobil
harus berhenti, karena secara otomatis lampu lalu lintas untuk kendaraan akan
berwarna merah jika lampu pejalan kaki berwarna hijau.
4. Sistem lampu lalu lintas
Sistem pengendalian lampu lalu
lintas dikatakan baik jika lampu-lampu lalu lintas yang terpasang dapat
berjalan baik secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan
kepadatan lalu lintas pada tiap-tiap jalur. Sistem ini
disebut sebagai actuated controller. Namun, para akademisi Indonesia
telah menemukan sistem baru untuk menjalankan lampu lalu lintas. Sistem ini
dikenal sebagai Logika fuzzy. Metode
logika fuzzy digunakan untuk menentukan lamanya waktu lampu lalu lintas menyala
sesuai dengan volume kendaraan yang sedang mengantre pada sebuah persimpangan. Hasil
pengujian sistem logika fuzzy ini menunjukkan bahwa sistem lampu dengan logika
ini dapat menurunkan keterlambatan kendaraan sebesar 48,44% dan panjang antrean
kendaraan sebesar 56,24% jika dibandingkan dengan sistem lampu konvensional.
Lampu lalu lintas pada umumnya dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik. Namun,
saat ini sudah perkembangan teknologi lampu lalu lintas dengan tenaga matahari.
2.2.5 Cara Menghemat Energi
Listrik
1. Manfaatkan cahaya alami
sebaik-baiknya untuk pencahayaan siang hari, gunakan lampu yang efisien,
gunakan armature yang merefleksikan cahaya sebanyak mungkin.
2. Gunakan kondensator untuk lampu
fluorescent (TL), hendaknya menggunakan warna yang lebih muda/ terang untuk
dinding ruangan dan langit-langit. Gunakan saklar yang lebih banyak untuk memungkinkan
pengaturan penyalaan sesuai dengan kebutuhan pemakai, gunakan saklar waktu
untuk mempermudah pengaturan penyalaan lampu taman/ halaman, teras, sudut atau
koridor.
3. Penerangan lampu jangan terlalu
tinggi dan disesuaikan letaknya dengan objek atau tempat yang harus diterangi.
4. Padamkan lampu-lampu listrik apabila
ruangan tidak dipakai.
5. Penghematan
energi sistem tata udara:
a. Gunakan kapasitas AC yang tepat dan efisien.
b. Matikan AC bila ruangan kosong dalam jangka waktu relatif
lama.
c. Gunakan alat pengatur waktu (timer) agar AC beroperasi hanya
pada saat yang dibutuhkan. Kontrol temperature dengan termostat.
d. Gunakan gorden, krey ataupun awning pada bagian ruangan yang
terkena sinar matahari langsung.
6.
Penghematan
energi pada pompa air:
a. Gunakan bak penampungan air (menyimpan air di posisi atas).
b. Gunakan pelampung air di penampungan.
c. Gunakan air secara hemat dan cegah kebocoran air pada kran
dan pipa.
d. Sering terjadi pompa bekerja terus menerus, padahal tidak
ada pemakaian. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
1) Rele tekan (pressure switch) tidak bekerja.
2) Instalasi pipa air di dalam bangunan ada yang bocor.
3) Kran air tidak ditutup sempurna atau rusak.
7. Penghematan energi pada mesin cuci:
a. Menggunakan mesin cuci sesuai dengan
kapasitas.
b. Kapasitas berlebih mengakibatkan
perlambatan perputaran mesin dan menambah beban.
c. Kapasitas yang kurang menyebabkan tidak
efisien, karena mesin cuci tersebut menggunakan energi yang sama.
d. Gunakan pengering hanya pada cuaca
mendung/ hujan. Bila cuaca cerah, sebaiknya memanfaatkan sinar
matahari
8.
Penghematan
energi pada lemari es:
a. Memilih lemari es dengan ukuran/ kapasitas
yang sesuai.
b. Pintu lemari es ketika menutup harus
selalu tertutup rapat.
c. Isi lemari es harus sesuai dengan
kapasitas (jangan terlalu sesak).
d. Tempatkan lemari es jauh dari sumber
panas (kompor, sinar matahari langsung).
e. Tempatkan lemari es min. 15 cm dari
tembok, agar sirkulasi udara ke kondensor baik.
f. Hindari
penempatan bahan makanan/ minuman yang masih terlalu panas.
g. Mengatur suhu lemari es sesuai
kebutuhan. Karena semakin rendah temperatur, semakin banyak
energi listrik yang digunakan.
h. Ganti karet isolasi pada pintu/ kabinet
secepatnya apabila rusak.
i. Membersihkan
kondensor (terletak dibelakang lemari es) secara teratur dari debu dan kotoran,
agar proses pelepasan panas berjalan dengan baik.
j. Mematikan
lemari es bila tidak digunakan dalam waktu lama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kelistrikan adalah sifat benda yang
muncul dari adanya muatan listrik. Listrik dapat juga diartikan
sebagai kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan
penolakan gaya di antaranya. Listrik adalah sumber
energi yang disalurkan melalui kabel.
Pada
dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu
dialiri electron bebas secara terus menerus.
Di dalam listrik dikenal adanya arus
listrik yaitu banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.
Hambatan
listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Tegangan
listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik
antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt.
Sumber energi listrik adalah benda yang dapat menimbulkan
arus listrik. Sumber energy listrik ada yang kecil dan ada yang besar. Beberapa
contoh sumber energi listrik adalah: baterai, aki, dan generator.
3.2
Saran
Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan
tentang listrik dinamis dan pemanfaatannya, ditambah lagi dengan kurangnya
pemahaman tentang pembuatan makalah ini. Mengakibatkan terdapat sedikit
kesulitan dalam pembuatan makalah ini. Tetapi, karena keterbatasan itulah
penulis termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu penulis berharap agar lebih
memahami tentang pembuatan makalah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih
diperpanjang lagi sehingga dihasilkan makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo,
Hendro. 1991. PendidikanIPA 1. Jakarta: Depdikbud DirjenPendidikan
Tinggi.
Panut. 2007. Dunia
IPA 6B. Bogor: Yudhistira.
Syuri, Ita.
2005. Sains Aktif. Jakarta: Esis.
http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/34/58/tips_hemat_listrik diakses pada
tanggal 24 Maret 2011 pukul 11.51.
http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_lalu_lintas diakses pada
tanggal 24 Maret 2011 pukul 11.36.
http://www.alpensteel.com/article/51-113-energi-lain-lain/3177--hemat-energi-listrik-di-rumah-tangga.html diakses pada
tanggal 24 Maret 2011 pukul 11.30.
http://www.forplid.net/artikel/77-langkah-strategis-mengatasi-krisis-energi-listrik-.html diakses pada
tanggal 24 Maret 2011 pukul 11.41.
http://www.tsani-oke.co.cc/2011/02/pengertian-energi-listrik-definisi.html diakses pada tanggal 24 Maret 2011 pukul 10.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar