BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mikroorganisme
merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003).
Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan
aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan
energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki
fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai
kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang
tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula.
Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan
enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan
tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang
diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan
tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini
juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan,
dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena
aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam
kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Dunia mikroorganisme
terdiri dari berbagai kelompok jasad renik (makhluk halus). Kebanyakan bersel
satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok organism tertentu
dari mikroba yang lain adalah organisasi bahan selulernya. Dunia mikroba
terdiri dari Monera (Virus dan sianobakteri), Protista, dan Fungi.
Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara
umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang
berbeda. Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur,
dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan
hidupnya mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini
dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula perubahan
itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta struktur
anatomi dari bakteri, jamur, dan virus. Untuk mengidentifikasikan suatu
mikroorganime dapat dilakukan dengan mengetahui morfologi dan struktur
anatominya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bentuk morfologi dan struktur
anatomi dari bakteri.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana anatomi pada bakteri?
2. Bagaimana morfologi pada bakteri?
3. Bagaimana fisiologi pada bakteri?
4. Bagaimana klasifikasi pada
bakteri?
5. Bagaimana reproduksi pada
bakteri?
6. Apa manfaat dari bakteri?
7.
Bagaimana pemanfaatan bakteri dalam teknologi pangan?
1.3 Tujuan Makalah
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk:
1. memberikan
informasi kepada para pembaca, agar mereka mengetahui apa manfaat, bagaimana pemanfaatan
bakteri tersebut dan pentingnya bakteri bagi kehidupan manusia.
2. Untuk memahami lebih dalam tentang bakteri
1.4 Manfaat Penyusunan Makalah
Penulisan ini berguna untuk
kepentingan pendidikan khusunya pendidikan sains, selain itu juga berguna
sebagai:
1. Proes
pembelajaran sains biologi
2. Menginformasikan
kepada pembaca untuk lenih mengetahui tentang bakteri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Tinjauan Teoritis
Bentuk umum
mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler), seperti yang umum didapatkan
pada bakteri, ragi, dan mikroalga. Bentuk mikroorganisme dapat juga berbentuk
filamen atau serat, yakni rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang
berbentuk rantai, seperti yang umum didapatkan pada fungi. Bentuk filamen paa
kenyataannya dapat berupa filamen semu bila hubungan antara sel satu dengan
lainnya tidak nyata atau tidak ada. Sedangkan bentuk filament benar, kalau
hubungan antara satu sel dengan lainnya terdapat hubungan yang jelas, baik
hubungan secara morfologis (bentuk) maupun secara fisiologi (fungsi sel).
2.2
Pembahasan
2.2.1 Anatomi bakteri
Bakteri tersusun atas
dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau
kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan
organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri
dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane
sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan
endospora.
a.
Flagela
Flagela terdapat
salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan sel. Fungsinya untuk
bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan menjadi
montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik.
Flagela terbuat dari protein yang
disebut flagelin. Flagella berbetuk seperti pembuka sumbat botol. Fungsinya
adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling untuk
menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel.
b.
Dinding sel
Dinding sel tersusun
atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan protein. Dengan
adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi
dinding sel adalah untuk melindungi sel.
Berdasarkan struktur
protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel ini, bakteri
dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif. Jika bakteri
diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada dinding selnya, maka
bakteri itu tergolong bakteri gram positif. Sebaliknya, jika diberi warna
dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan warna pada dinding selnya,
maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram negatif. Bakteri gram
positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma. Pada bakteri gram
negatif, peptidoglikan terletak di antara membran plasma dan membran luar dan
jumlahnya lebih sedikit. Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen.
Bakteri gram-positif
dinding selnya terdiri atas 60-100 persen peptodoglikan dan semua bakteri
gram-positif memiliki polimer iurus asam N-asetil muramat dan N-asetil
glukosamin dinding sel beberapa bakteri gram positif mengandung substansi asam
teikoat yang dikaitkan pada asam muramat dari lapisan peptidoglikan. Asam
teikoat ini berwujud dalam dua bentuk utama yaitu asam teikoat ribitoi dan asam
teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat adalah mengatur pembelahan sel
normal. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan warna ungu. Bakteri
gram-negatif dinding sel gram negatif mengandung 10-20 %
peptidoglikan, diluar lapisan peptidoglikan ada struktur membran yang tersusun
dari protein fostolipida dan lipopolisakarida. Apabila diberi pewarna gram
menghasilkan warna merah.
Di sebelah luar dinding sel
terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri memiliki kapsul. Hanya bakteri patogen
yang berkapsul. Kapsul berfungsi untuk mempertahankan diri dari antibodi yang
dihasilkan selinang. Kapsul juga berfungdi untuk melindungi sel dari
kekeringan. Kapsul bakteri tersusun atas persenyawaan antara protein dan
glikogen yaitu glikoprotein.
c.
Membrane sel
Membrane sel tersusun
atas molekul lemak dan protein, seperti halnya membran sel organisme yang lain.
Membrane sel bersifat semipermiable dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat
keluar atau ke dalam sel.
d.
Mesosom
Pada tempat tertentu
terjadi penonjolan membran sel kearah dalam atau ke sitoplasma. Tonjolan
membrane ini berguna untuk menyediakan energi atau pabrik energi bakteri. Organ
sel (organel) ini disebut mesosom. Selain itu mesosom berfungsi juga sebagai
pusat pembentukan dinding sel baru diantara kedua sel anak pada proses
pembelahan.
e.
Lembar fotosintetik
Khusus pada bakteri
berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel kearah sitoplasma. Membrn yang
berlipat-lipat tersebut berisi klorofil,dikenal sebagai lembar fotosintetik
(tilakoid). Lembar fotosintetik berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada
bakteri ungu. Bakteri lain yang tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan
demikian.
f.
Sitoplasma
Sitoplasma
adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma= cairan).
Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik
seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-enzim.
Sitoplasma merupakan tempat berlangsungya reaksi-reaksi metabolism.
g.
DNA
Asam
deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau asam inti, merupakan
materi genetic bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma. Bentuk DNA bakteri
seperti kalung yang tidak berujung pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA
sirkuler. DNA tersusun atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat
pengontrol sintesis protein bakteri, dan merupakanzat pembawa sifat atau gen.
DNA ini dikenal pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di
dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu yang disebut daerah
inti. Materi genetik inilah yang dikenal sebagai inti bakteri.
h.
Plasmid
Selain memiliki DNA
kromosom, bakteri juga memiliki DNA nonkromosom. DNA nokromosom bentuknya juga
sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA nonkromosom sirkuler ini
dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA kromosom.
Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen.
Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan membentuk
kopi dirinya dalam jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20
plasmid.
i.
Ribosom
Ribosom merupakan
organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai pabrik protein.
Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom
tersusun atas protein dan RNA. Di dalam sel bakteri Escherichia coli
terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira ¼ masa sel bakteri tersebut. Ini
menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi yang penting bagi bakteri.
j.
Endospora
Bakteri ada yang
dapat membentuk endospora, pembentukan endospora merupakan cara bakteri
mengatasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Endospora tahan terhadap
panas sehingga tidak mati oleh proses memasak biasa. Spora mati di atas suhu
120 C. jika kondisi telah membaik, endospora dapat tumbuh menjadi bakteri
seperti sedia kala.
Gambar anatomi dan morfologi
bakteri
2.2.2
Morfologi bakteri
Bakteri merupakan
salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral.
a.
Bakteri bentuk bulat
Bakteri berbentuk bulat dikenal
sebagai basil. Kata basil berasal dari bacillus yang berarti batang.
Bentuk basil dapat pula dibedakan atas:
1.
Basil
tunggal yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal, misalnya Salmonella
typhi, penyebab penyakit tipus.
2.
Diplobasil
yaitu bakteri berbentuk batang yag bergandengan dua-dua.
3.
Streptobasil
yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang membentuk rantai
misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks.
b.
Bakteri bentuk bola
Bakteri berbentuk bola dikenal
sebagai coccus, bakteri ini juga dapat dibedakan atas:
1.
Monokokus,
yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae,
penyebab penyakit kencing nanah.
2.
Diplokokus,
yaitu bakeri berbentuk bola yang bergandengan dua-dua, misalnya Diplococcus
pneumonia penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru.
3.
Sarkina,
yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat sehngga bentuknya
mirip kubus.
4.
Streptokokus,
yaitu bakteri bentuk bola yang berkelompok memanjang membentuk rantai.
5.
Stafilokokus,
yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelopok sel tidak
teratur sehingga bentuknya mirip dompolan buah anggur.
c.
Bakteri bentuk spiral
Ada tiga mcam bentuk spiral:
1.
Spiral,
yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral misalnya Spirillum.
2.
Vibrio,
ini dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya Vibrio cholera
penyebab penyakit kolera.
3.
Spiroseta
yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang besifat lentur. Pada saat
bergerak, tubuhnya dapa memanjang dan mengerut.
2.2.3
Reproduksi bakteri
Bakteri bereproduksi
secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik
bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada
bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri
lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual. Ada
tiga proses paraseksual yang telah diketahui, yaitu transformasi, konjugasi,
dan transduksi.
Namun, proses
pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses
pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada
eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi
genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri dengan cara rekombinasi
genetik dan membelah diri.
a.
Rekombinasi Genetik
Adalah
pemindahan secara langsung bahan genetic (DNA) di antara dua sel bakteri
melalui proses berikut:
1.
Transformasi
Transformasi
adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel
bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri
donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi
melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa
spesies saja, . Contohnya : Streptococcus
pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga
transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain.
Misalnya pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri
patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal
antibiotik karena transformasi. Proses ini pertama kali ditemukan oleh
Frederick Grifith tahun 1982.
2. Transduksi
Transduksi
adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan
virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor
ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus
baru sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage
yang nonvirulen (menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu
dengan ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri
dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa
sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua
macam DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle).
Proses inilah yang dinamakan Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton
Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.
3. Konjugasi
Konjugasi
adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk jembatan untuk
pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor
ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel
peneima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor
memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F )
b. Pembelahan Biner
Pada
pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya.
Pembelahan biner mirip
mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak
melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi atas
tiga fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase
pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase
kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase
ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera
berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap
bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
Pada
keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika
pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel.
Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan
makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya
organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi
bakteri.
2.2.4
Klasifikasi Bakteri
Bakteri merupakan
organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan
mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di
darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan
tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya
dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan
prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik
(mikroskopis).
Ø
Ciri-Ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu:
1.
Organisme
uniselluler
2.
Prokariot
(tidak memiliki membran inti sel)
3.
Umumnya
tidak memiliki klorofil
4.
Memiliki
ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki
ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5.
Memiliki
bentuk tubuh yang beraneka ragam
6.
Hidup
bebas atau parasit
7.
Yang
hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas, kawah atau gambut
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8.
Yang
hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung pepti
Famili pada bakteri,
dianataranya:
1.
Famili
Chlorabacteriaceae
Sel berupa batang, berwarna
hijau. Mengadakan fotosintesis jika ada hidrogen sulfida. Genus yang terkenal
ialah Chlorobium dengan 2 spesies, basil, anaerob, dapat menghasilkan
belerang, tetapi tidak untuk disimpan di dalam sel.
2.
Famili
Nitrobacteriaceae
Kokus, basil atau spiral. Flagel
tidak selalu ada. Gram negatif. Merupakan pembentuk nitrit atau nitrat. Tanpa
endospora. Habitat tanah dan air tawar. Genus yang terkenal sebagai penyusun
nitrit adalah:
•
Nitrosomonas, sel-sel bulat panjang, hidup bebas.
•
Nitrosoccccus, bentuk serupa bola, penghuni tanah, hidup bebas.
•
Nitrosocystis, sel-sel berkelompok dan dipersatukan oleh suatu
selaput.
•
Nitrosogloea, sel-sel berkelompok dalam lendir.
•
Nitrosospira, sel serupa spiral, hidup bebas.
Genus yang terkenal sebagai
penyusun nitrat ialah:
•
Nitrobacter, sel serupa batang-batang kecil, tidak berkelompok.
•
Nitrocystis, basil-basil kecil yang berkelompok.
3.
Famili
Methanomonadaceae
Sel serupa batang, ada yang
berflagel. Gram negatif. Autotrof. Habitat tanah dan air rawa-rawa. Genus yang
terkenal dari famili ini adalah:
•
Methanomonas; genus ini dapat mengoksidasi metan.
•
Hydrogenomonas; genus ini dapat mengoksidasikan hidrogen.
4.
Famili
Thiobacteriaceae
Sel berupa kokus, basil atau
vibrio. Mengokidasikan belerang. Tidak berwarna. Habitat tempat-tempat yang
mengandung hidrogen sulfida. Genus yang terkenal ialah:
•
Thiospira, berupa spiral yang panjangnya sampai 50µ.
•
Thiobacillus dengan 9 spesies, terkenal sebagai bakteri
denitrifikan.
•
Thiobacillus thiooxidans, autotrof, dapat mengoksidasikan
belerang dan sulfat belerang menjadi asam belerang. Dengan hidup dalam
lingkungan yang pH-nya kurang daripada 1, sedang pH yang optimum ialah antara 2
sampai 3,5.
5.
Famili
Psseudomonadaceae
Sel berupa batang lurus,
kadang-kadang serupa bola. Bergerak dengan flagel yang terdapat pada ujung.
Jumlah flagel satu atau lebih. Beberapa spesies tidak bergerak. Gram positif.
Habitat tanah atau air tawar dan air laut. Banyak spesies hidup sebagai parasit
pada tanaman, tidak begitu banyak pada hewan. Genus yang banyak dikenal adalah:
•
Pseudomonas dengan 149 spesies dan 11 spesies tambahan,
berpigmen hijau muda atau hijau tua. Pigmen meresap ke dalam medium. Biasanya
penghuni tanah atau air. Pseudomonas aeruginosa kadang-kadang
kedapatan di dalam luka pada hewan atau manusia. Bakteri ini menyebabkan
timbulnya nanah yang kebiru-biruan. Beberapa spesies yang lain menyebabkan
penyakit pada tanaman.
•
Xanthomonas dengan 60 spesies dan 3 spesies tambahan. Banyak di
antara spesies-speseies ini hidup sebagai parasit pada tanaman.
•
Acetobacter dengan 7 spesies, penghasil asam cuka.
•
Photobacterium dengan 4 spesies, saproba pada ikan, daging yang
sudah busuk; menghasilkan cahaya.
•
Halobacterium, suka tumbuh di tempat-tempat yang kadar garam
dapurnya tinggi.
6.
Famili
Caulobacteraceae
Sel berupa batang, lurus atau
bengkok. Dalam fase mengembara, sel-sel mempunyai flagel. Dalam fase diam,
sel-sel bertangkai. Tangkai melekat pada suatu substrat. Gram negatif.
Pembiakan secara tranversal. Habitat air tawar dan air laut. Genus yang banyak
dikenal ialah:
•
Caulobacter, sel yang muda mengembara, flagel monotorik. Sel
dewasa melekat pada suatu tanaman di dalam air dengan suatu tangkai.
•
Gallionella dengan 5 spesies, sel serupa gerinjal, tangkai
berbelit-belit. Penimbun oksida besi. Gallionella ferruginea banyak
kedapatan di perairan.
7.
Famili
Siderocapsaceae
Sel serupa bola, bulat-panjang,
atau serupa batang. Berkelompok dalam lendir yang mengandung besi atau mangan.
Banyak bakteri besi masuk dalam famili ini. Genus yang terkenal ialah:
•
Siderocapsa, penghuni air tawar.
•
Siderococcus, sel berbentuk bola.
•
Siderobacter, bentuk sel serupa batang.
8.
Famili
Spirillacea
Sel bengkok, flagel kebanyakan
monotrik. Habitat perairan atau sebagai parasit, patogen pada hewan dan
manusia. Genus yang banyak dikenal ialah:
•
Vibrio dengan
37 spesies. Saproba, parasit atau patogen. Vibrio comma dengan flagel
yang monotrik adalah penyebab penyakit cholera asiatica.
•
Desulfovibrio dengan 3 spesies. Pleomorfik, anaerob. Desulfovibrio
desulfiricans terkenal sebagai bakteri denitrifikan.
•
Methanobacterium, anaerob, autotrof atau
heterotrof, menghasilkan gas metan .
•
Cellvibrio dengan 4 spesies, pengurai selulosa.
•
Cellofalcicula dengan 3 spesies; sel bengkok dan meruncing pada
kedua ujung. Penghuni tanah, pengurai selulosa.
•
Spirillum dengan 9 spesies, lofotrik, aerob, saproba atau
patogen. Spirillum volutans adalah bakteri yang paling besar di antara
spiril; mengandung butir-butir volutin dalam sitoplasma. Spirillum minus
dapat menimbulkan penyakit yang disebut ‘demam akibat gigitan tikus’.
Kelompok Utama bakteri Berdasarkan Bergey’s Manual
Edisi ke-8
Kelompok
1 : Bakteri Fototrofik
Ciri-ciri :
•
Bentuk
sel bulat, batang, vibrio, atau spiral.
•
Gram
negatif .
•
Perkembangbiakan
dengan pembelahan biner.
•
Bergerak
dengan flagella atau nonmotil.
•
Fotosintetik.
•
Bakterioklorofil.
•
Berpigmen.
•
Habitat
di lingkungan akuatik.
Contoh : Thiospirillum sp.,
Chromatium sp.
·
Kelompok 2 : Bakteri Luncur
Ciri-ciri :
•
Bentuk
sel batang, bola atau filamen.
•
Gram
negatif.
•
Motil
•
Sel-sel
dapat terbenam dalam lendir.
•
Beberapa
membentuk tubuh buah.
•
Habitat
di tanah, bahan tumbuhan membusuk, lingkungan akuatik.
Contoh : Cytophagales
·
Kelompok 3 : Bakteri
Berselongsong
Ciri-ciri :
•
Sel
terbungkus dalam selongsong.
•
Bentuk
sel batag, atau seperti filmen.
•
Motil.
•
Gram
negatif.
•
Beberapa
membentuk pelekap ( dasar penghisap) yang digunakan untuk menempelkan diri pada
permukaan.
•
Habitat
di lingkungan akuatik dan lumpur.
Contoh : Sphaerotilus,
Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix
·
Kelompok 4 : Bakteri kuncup
dan/atau bakteri berapendiks
Ciri-ciri :
1.
Sel
dengan prosteka atau pelekap.
2.
Perbanyakan
dengan berkuncup dan membelah.
3.
Motil
karena flagela kutub atau nonmotil.
4.
Bentuk
sel bola, oval, ginjal, batang dengan ujung meruncing, beberapa menunjukkan
pertumbuhan seperti hifa ( filament).
5.
Habitat
di tanah, lingkungan akuatik.
Contoh : Hyphomirobium.
·
Kelompok 5 : Bakteri Spiroket
Ciri-ciri :
•
Dinding
sel lentur (tidak kaku).
•
Morfologi
sel langsing terpilin (spiral).
•
Perbanyakan
dengan pembelahan melintang.
•
Motil.
•
Banyak
spesies gram negatif.
•
Habitat
di tanah dan lingkungan akuatik.
•
Patogenesitas.
Contoh : Treponema pallidum
·
Kelompok 6 : Bakteri Spiral dan
Lengkung
Ciri-ciri :
•
Dinding
sel kaku.
•
Bentuk
sel batang terpilin-pilin.
•
Motil
karena flagella.
•
Gram
negatif.
•
Habitat
di lingkungan akuatik, organ-organ reproduktif, saluran pencernan, dan rongga
mulut hewan ( termasuk manusia).
•
Patogenesitas.
Contoh : Campylobacter fetus.
·
Kelompok 7 : bakteri batang dan
kokus aerobik gram negatif
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel batang, lonjong, bola, dimensi khas untuk bakteri.
•
Motil
karena flagella atau nonmotil.
•
Aerobik.
•
Gram
negatif.
•
Beberapa
dapat menambat nitrogen dari udara, dapat mengoksidasi senyawa berkarbon satu,
dapat menghancurkan berbagai macam senyawa.
•
Habitat
di tanah, lingkungan akuatik, dan air asin.
•
Patogenesitas.
Contoh : Brucella dan
Francisella tularensis.
·
Kelompok 8 : Batang anaerobik
Fakultatif Gram negative
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel batang pendek.
•
Motil,
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaan sel atau nonmotil.
•
Anaerobic
fakultaif.
•
Habitat
di lingkungan akuatik, tanah , makanan, air seni, tinja.
•
Patogenesitas.
Contoh : escherichia coli,
salmonella sp.
·
Kelompok 9 : Batang gram negatif
anaerobik
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel batang,lurus, atau lengkung, memperlihatkan banyak sekali pleomorfisme.
•
Motilitas,
beberapa spesies nonmotil.
•
Anaerob
obligat.
•
Habitat
di rongga-rongga alamiah pada manusia dan hewan, juga saluran pencernaan
serangga.
•
Patogenesitas.
Contoh : Desulfovibrio,
Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas
·
Kelompok 10 : Kokobasilus dan
kokus gram negative
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel : kokus, berpasangan (diplokokus),beberapa kokobasili (batang-batang pendek),terdapat
tunggal dan berpasangan.
•
Nonmotil.
•
Gram
negatif.
•
Aerobik.
•
Habitat
di saluran lendir manusia dan hewan.
•
Patogenesitas.
Contoh : Neisseria
gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis.
·
Kelompok 11 : Bakteri anaerobik
gram negative
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel sngat kecil sampai sel-sel bulat yang lebih besar.
•
Nonmotil.
•
Anaerobik.
•
Habitat
di saluran pernafasan dan pencernaan manusia dan hewan.
•
Parasitik.
Contoh : Veillonella
·
Kelompok 12 : bakteri
kemolitotrofik gram negatif
Ciri-ciri :
•
Autotrofik.
•
Morfologi
sel : bulat, batang, spiral, membran berlapis banyak pada beberapa spesies.
•
Motil
karena flagella atau nonmotil.
•
Habitat
di tanah, limbah, lingkungan akuatik, lingkungan alamiah yang banyak mengndung
belerang, besi atau mangan.
Contoh : Nitrococcus
·
Kelompok 13 : bakteri penghasil
metan (metanogenik)
Ciri-ciri :
•
Autotrofik
atau heterotrofik.
•
Morfologi
sel : bola, batang, spiral.
•
Motil
karena flagella kutub atau nonmotil.
•
Gram
positif atau gram negatif.
•
Anaerobic.
•
Beberapa
spesies termofilik.
•
Habitat
di saluran gastrointestinal pada hewan, endapan pada lingkungan akuatik dan
limbah.
Contoh : Methanospirillum.
·
Kelompok 14 : kokus gram positif
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel :kokus terdapat tunggal atau berpasangan, dalam rantai, paket, atau
gerombol.
•
Nonmotil.
•
Gram
positif.
•
Anaerobic
fakultatif atau mikroaerofilik.
•
Heterotrofik.
•
Habitat
di tanah, air tawar, kulit, dan selaput lendir pada binatang berdarah panas
termasuk manusia.
•
Patogenesitas.
Contoh : Sarcina
·
Kelompok 15 : batang dan kokus
pembentuk endospora
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel : batang.
•
Motil
karena flagella atau nonmotil.
•
Reaksi
gram : kebanyakan gram positif.
•
Aerobic,
anaerobic fakultatif, anaerobic, atau mikroaerofilik.
•
Endospora.
•
Habitat
di tanah, air, lingkungan akuatik, saluran pencernaan hewan dan manusia.
•
Patogenesitas.
Contoh : Sporosarcina
·
Kelompok 16 : bakteri gram
positif tak membentuk spora
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel : Basilus terdapat tunggal atau dalam rantai.
•
Nonmotil.
•
Gram
positif.
•
Anaerobic
atau anaerobic fakultatif.
•
Habitat
di produk persusuan, produk dari daging dan butiran, air, limbah, serta produk
fermentasi, rongga mulut, vagina, serta saluran pencernaan makanan hewan
termasuk manusia.
Contoh : Lactobacillus.
·
Kelompok 17 : aktinomisetes dan
organisme yang sekerabat
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel sangat beragam dan pleomorfik, bentuk batang tak beraturan,filament, dan
filamen bercabang, struktur miselium.
•
Nonmotil.
•
Gram
positif.
•
Aerobic,
anaerobic, atau anaerobic fakultatif.
•
Habitat
di tanah, lingkungan akuatik, air, dan binatang serta manusia.
•
Patogenesitas.
contoh : Mycobacterium
tubercolosis.
·
Kelompok 18 : riktesia
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel :batang pendek, atau lonjong.
•
Gram
negatif.
•
Nonmotil.
•
Parasit
obligat intraselular ( kultivasi laboratories dalam system kultur jaringan atau
hewan).
•
Habitat
di serangga pembawa, burung, dan mamalia terasuk manusia.
•
Patogenesitas.
Contoh : Chlamydia.
Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, Coxiella burnetii.
·
Kelompok 19 : mikoplasma
Ciri-ciri :
•
Morfologi
sel : tidak ada dinding sel sejati, kandungan sel terbungkus oleh membrn
berlapis 3 yang tak kaku.
•
Nonmotil.
•
Gram
negatif.
•
Anaerobic
fakultatif.
•
Habitat
di selaput lendir saluran pernafasan dan saluran alat kelamin bawah.
•
Patogenesitas.
Contoh : koloni mycoplasma
molare, Mycoplasma mycoides, M. homonia, M. orale, Acholeplasma,
Spiroplasma
Ø
PENAMAAN BAKTERI
Di dalam biologi terdapat
ketentuan dalam memberi nama suatu spesies. Carolus
Linnaeus memberi nama spesies dengan dua kata yan diambil dari bahasa
Latin atau dilatinkan. Pemberian nama dengan dua kata itu dikenal dengan
istilah binomial nomenklatur. Ketentuan
penamaan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Nama
spesies terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin atau kata yang dilatinkan.
2.
Nama
pertama menunjukan nama genus, oleh sebab itu huruf pertama menggunakan huruf
kapital.
3.
Nama
kedua merupakan nama spesifik atau penunjuk jenis yang huruf awalnya ditulis
dengan huruf kecil.
4.
Nama
spesies dicetak miring atau digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang
berbeda dengan teks yang lain. Tujuan dicetak miring atau diberi garis bawah
adalah agar nama-nama itu mudah terbaca di dalam teks.
5.
Nama
ilmiah yang lengkap perlu mencantumkan nama penulis (nama keluarga atau
singkatannya). Penulis adalah orang yang pertama kali memberi nama,
mendeskripsikan, dan menerbitkan publikasi tentang organisme tersebut.
Sebagai contoh kita ambil Streptococcus
lactis, yaitu yang terkenal sebagai pengasam susu. Bakteri ini termasuk :
1.
Dunia
(Regnum) – Tumbuhan
2.
Divisi
– Protophyta
3.
Klas
– Schizomycetes
4.
Ordo
– Eubacteriales
5.
Sub-ordo
– Eubacteriineae
6.
Famili
– Lactobacteriaceae
7.
Sub-famili
– Streptococceae
8.
Genus
– Streptococcus
9.
Spesies
– lactis
Bakteri dengan
kata lain Bacterium atau Bacteria adalah kelompok Micro Organisme yang tidak memiliki
membran inti sel. Organisme ini
termasuk dalam Prokariota dan
berukuran sangat kecil (Mikroskopik)
tetapi memiliki peranan yang tidak kecil terhadap Manusia. Bakteri yang
jumlahnya bisa mencapai 400 jenis ini, secara sedernaha dapat dikelompokkan
menjadi bakteri penyebab infeksi dan penyakit (bakteri jahat) dan bakteri
bermanfaat (bakteri baik). Struktur sel bakteri sangat sederhana, tanpa nukleus (inti sel), kerangka sel dan
organel-organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas.
Sejauh
ini kita selalu beranggapan kalau bakteri itu merupakan penyebab penyakit yang
sangat berbahaya. Bakteri yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata telanjang
ini dapat dengan mudah ygmenghampiri dan kita tanpa disadari. Disamping dapat
menyebabkan penyakit, bakteri juga dapat kita manfaatkan untuk kehidupan kita. Berikut adalah beberapa manfaat Bakteri
versi Bermanfaat.
1.
Bakteri
Bermanfaat untuk menjaga
keseimbangan lingkungan disekitar kita, misalnya bakteri pengurai. Bakteri
jenis ini dapat di manfaatkan untuk
menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati, serta sisa-sisa atau kotoran
organisme. Bakteri pengurai juga menguraikan protein, Karbohidrat dan
senyawa organik lainnya menjadi Carbondioksida,
gas amoniak dan senyawa lainnya
yang bersifat sederhana sehingga bakteri ini dapat membersihkan lingkungan dari
sampah. Bayangkan kalau tidak ada bakteri yang dapat menguraikan sampah,
tentunya akan timbul berbagai masalah dalam lingkungan kita.
2.
Bakteri
Bermanfaat untuk memulihkan dan
mengatur usus dari kerja berat, jenis bakteri ini adalah bakteri Lactobacillus Acidophilus dan Bifidobacteria (bifidus). Bakteri ini juga dapat berfungsi sebagai eleminator racun
karena mampu menonaktifkan senyawa racun seperti nitrat yang dihasilkan oleh mikroorganisme lain dan
makanan, sebagai pelindung sistem imun (kekebalan tubuh) karena bakteri
ini mampu merangsang pembentukan antibodi
yang mencegah kelebihan pertumbuhan bakteri berbahaya, mencegah timbulnya
infeksi saluran kemih, meningkatkan perlindungan terhadap patogen, virus dan
bakteri jahat, memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik,
kemoterapi, mencegah pembentukan gas akibat pembusukan dan peragian.
3.
Bakteri
jenis Escherichia coli berperan untuk
pembusukan makanan, Rhizobium
Leguminosarum berfungsi mengikat nitrogen,
Lactobacillus Bulgaricus bermanfaat
untuk pembuatan Yogurt, Acetobacter Xilinum bermanfaat untuk
pembuatan nata de coco, Lactobacillus Casei bermanfaat untuk pembuatan keju, Methanobecterium bermanfaat pembuatan Biogas dan Streptomyces Griceus bermanfaat untuk pembuatan antibiotik Streptomisin.
Demikian
beberapa manfaat dari Bakteri Untuk Kehidupan Manusia. Karena tidak ada satupun
ciptaan-Nya yang tak bermanfaat.
Bahaya bakteri
Dalam jumlah yang
berlebihan bakteri E. Coli dapat mengakibatkan diare, dan bila bakteri ini
menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat menginfeksi. Seperti pada
saluran kencing, jika bakteri E. Coli sampai masuk ke saluran kencing dapat
mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing [ISK], umumnya terjadi pada
perilaku sek yang salah [anal sek] juga resiko tinggi bagi wanita karena posisi
anus dan saluran kencingnya cukup dekat sehingga kemungkinan bakteri menyebrang
cukup besar tepatnya ketika membersihkan anus setelah BAB [Buang Air Besar]
untuk itu arahkan air juga tangan ke arah belakang saat membersihkan anus
jangan ke depan agar tidak mengkontaminasi saluran kencing.
Sedangkan bakteri
Escherichia Coli tipe O157:H7 sudah dipastikan berbahaya, E. Coli tipe O157:H7
dapat bertahan hidup pada suhu yang sangat rendah dan asam. Untuk bakteri E.
Coli yang sedang mewabah di Eropa [Jerman] saat ini belum diketahui jenisnya
[kemungkinan tipe O157:H7]. Selain di usus besar bakteri ini banyak juga di
alam liar, jadi masak makanan dengan matang dan jaga kebersihan untuk
menghindari dampak buruk dari Escherichia Coli - Manfaat dan Bahaya Bakteri E.
Coli.
Bakteri
Penyebab Penyakit
1.
Corynebacterium diphteriae: Dipteri
2.
Mycobacterium tuberculosis: TBC
3.
Neissheria gonnorhoeae: Kencing nanah / Gonorhoe
4.
Treponema pallidum: Sifilis
5.
Vibrio cholera: Kolera
6.
Salmonella thypii: Thypus
7.
Shigella dysentriae: Disentri
8.
Bordetella perfusis: Batuk rejan.
2.2.6 Pemanfaatan Mikroorganisme di Bidang Pangan
Berbasis Bioteknologio Konvensional
A.
Mikroorganisme
Mikroorganisme atau
mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme dapat menjadi bahan pangan ataupun mengubah bahan
pangan menjadi bentuk lain. Proses yang dibantu oleh mikroorganisme misalnya
melalui fermentasi, seperti keju, yoghurt, dan berbagai makanan lain termasuk
kecap dan tempe. Pada masa mendatang diharapkan peranan mikroorganisme dalam
penciptaan makanan baru seperti mikroprotein dan protein sel tunggal. Mengenal
sifat dan cara hidup mikroorganisme juga akan sangat bermanfaat dalam perbaikan
teknologi pembuatan makanan.
B.
Bioteknologi
Bioteknologi adalah
cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk
dari makhluk hidup (enzim,
alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi secara
umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi.
Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme
tersebut.
C.
Bioteknologi Konvensional / Tradisional
Bioteknologi
konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe,
tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan.
Proses yang dibantu
mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape,
kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap
sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi
konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum
tahu adanya penggunaan enzim.
D.
Pemanfaatan Biotektnologi Konvensional Di bidang Pangan
1.
Pengolahan Produk Susu
Susu dapat diolah dengan
bioteknologi sehingga menghasilkan produk-produk baru, seperti yoghurt, keju,
dan mentega.
Yoghurt
-
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya
sebagian besar lemak dibuang.
-
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
-
Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang,
selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC.
-
Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari
kegiatan bakteri asam laktat.
Selanjutnya susu didinginkan dan
dapat diberi cita rasa. Yoghurt yang nikmat dan bergizi siap dinikmati.
Yoghurt dalam kemasan
Metabolisme
Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus
Menjadi Yoghurt
Prinsip pembuatan yoghurt adalah
fermentasi susu dengan cara penambahan bakteri-bakteri Laktobacillus
bulgaris dan Streptoccus thermophillus. Dengan fermentasi ini
maka rasa yoghurt akan menjadi asam, karena adanya perubahan laktosa menjadi
asam laktat oleh bakteri-bakteri tersebut. Apabila tidak diinginkan rasa yang
tidak terlalu asam, tambahkan zat pemanis (gula, sirup) maupun berbagai flavour
buatan dari buah-buahan strawberry, nenas, mangga, jambu, dan
sebagainya.
Minuman lactobacillus
yang banyak dijual di pasaran dan yoghurt ternyata punya perbedaan. Menurut Carmen, dalam proses pembuatannya, minuman lactobacillus
hanya menggunakan satu bakteri yaitu Lactobacillus bulgaricus.
Sedangkan prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan menggunakan
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam
laktat dan berbagai komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus
lebih berperan pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus
lebih berperan pada pembentukan cita rasa yoghurt.
Proses fermentasi
yoghurt berlangsung melalui penguraian protein susu. Sel-sel bakteri
menggunakan laktosa dari susu untuk mendapatkan karbon dan energi dan memecah
laktosa tersebut menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan galaktosa dengan
bantuan enzim β-galaktosidase. Proses fermentasi akhirnya akan mengubah glukosa
menjadi produk akhir asam laktat.
Laktosa → Glukosa+Galaktosa →Asam
piruvat → Asam laktat+CO2+H2O
Adanya asam laktat
memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil fermentasi susu ini merubah tekstur
susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan protein susu terkoagulasi pada suasana
asam, sehingga terbentuk gumpalan. Proses ini memakan waktu 1-3 hari yang
merupakan waktu tumbuh kedua bakteri, dan bekerja menjadi 2 fasa, kental dan
bening encer dan rasanya asam.
Setelah
diketemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang sifat-sifatnya dapat
bermanfaat bagi manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt, maka berkembanglah
industri pembuatan yoghurt. Yoghurt ini dibuat dari susu yang difermentasikan
dengan menggunakan bakteri Lactobacillus, pada suhu 40 derajat celcius
selama 2,5 jam sampai 3,5 jam. Asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri
tersebut dapat mengubah susu menjadi yogurt yang melalui proses fermentasi.
Keju
Pada pembuatan keju, kelompok
bakteri yang dipergunakan adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang
bisa digunakan adalah Lactobacillus dan Sterptococcus. Ada 4 macam jenis keju,
yaitu :
1.
Keju
sangat keras, contoh: keju Romano, keju Permesan.
2.
Keju
keras, contoh: keju Cheddar, keju Swiss.
3.
Keju
setengah lunak, contoh: keju Requefort (keju biru).
4.
Keju
lunak, contoh: keju Camembert.
Proses pembuatan keju
diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipesteurisasikan melalui pemanasan
sebelum kultur bakteri asam laktat dinokulasikan (ditanam), kemudian
didinginkan sampai 30oC.
-
Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.
-
Akibat dari kegiatan atau aktivitas bakteri tersebut pH menurun dan susu
terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, proses ini disebut pendadihan.
-
Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan
dadih.
-
Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.
- Dadih yang terbentuk
selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 42oC dan ditambah garam, kemudian ditekan
untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas
lalu digunakan untuk makanan sapi.
Metabolisme
Bakteri Asam Laktat
Bakteri asam laktat berfungsi
memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat menurut reaksi berikut
:
C12H22O11 + H2O → 4CH3CHOHCOOH +
Laktosa + Air + Asam laktat
1.
Pengasaman
Susu dipanaskan agar bakteri asam
laktat, yaitu Streptococcus and Lactobacillus dapat tumbuh.
Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam
laktat. Saat tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein
kasein, lemak, beberapa vitamin dan mineral) menggumpal dan membentuk dadih.
2.
Pengentalan
Bakteri rennet ditambahkan ke
dalam susu yang dipanaskan yang membuat protein menggumpal dan membagi susu
menjadi bagian cair (air dadih) dan padat (dadih). Setelah dipisahkan, air
dadih kadang dipakai untuk membuat keju seperti Ricotta dan Cypriot hallumi
namun biasanya air dadih tersebut dibuang. Rennet mengubah gula dalam susu
menjadi asam dan protein yang ada menjadi dadih. Jumlah bakteri yang dimasukkan
dan suhunya sangatlah penting bagi tingkat kepadatan keju. Proses ini memakan
waktu antara 10 menit hingga 2 jam, tergantung kepada banyaknya susu dan juga
suhu dari susu tersebut.
3.
Pengolahan dadih
Beberapa keju lunak dipindahkan
dengan hati-hati ke dalam cetakan. Sebaliknya pada keju-keju lainnya, dadih
diiris dan dicincang menggunakan tangan atau dengan bantuan mesin supaya
mengeluarkan lebih banyak air dadih. Semakin kecil potongan dadih maka keju
yang dihasilkan semakin padat.
Bahan
yang Digunakan dalam Pembuatan Keju
Keterangan :
1. Susu (dalam gelas takar)
2. Termometer
3. Sendok takar
4. Gelas-gelas
5. Kultur Lactobaccilus
bulgaricus
6. Lipase
7. Rennet
8. pH paper
Mentega
-
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan
Lectonosto ceremoris.
-
Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.
-
Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.
-
Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Bakteri tersusun atas
dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau
kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan
organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri
dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane
sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan
endospora.
Bakteri merupakan
salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri
memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral.
Bakteri bereproduksi
secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik
bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada
bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri
lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual.
Bakteri memiliki
ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat
yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain.
Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki
klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
3.2
Saran
Karena keterbatasan informasi dan
pengetahuan tentang bakteri dan pemanfaatannya, ditambah lagi dengan kurangnya
pemahaman tentang pembuatan makalah ini. Mengakibatkan terdapat sedikit
kesulitan dalam pembuatan makalah ini. Tetapi, karena keterbatasan itulah
penulis termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu penulis berharap agar
lebih memahami tentang pembuatan makalah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar
lebih diperpanjang lagi sehingga dihasilkan makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/11/02/optimalisasi-peran-lactobacillus-bulgaricus-dalam-proses-produksi-yogurt/ (diunduh 13 Desember 2011)
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/peranan-rhizopus-oryzae-pada-industri-tempe-dalam-peranan-peningkatan-gizi-pangan/ (diunduh 4 Desember 2011)
http://gugusimam.wordpress.com/2010/10/17/proses-produksi-keju/ (diunduh 28 Oktober 2011)
Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi (diunduh 28 Oktober 2011)
http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id/2009/04/tahapan-proses-pembuatan-tempe/comment-page-1/ (diakses 4 Desember 2011)
http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/878-pengolahan-pangan-dengan-fermentasi (diunduh 3 Desember 2011)
http://tries-cheese.blogspot.com/ (diunduh 12 Desember 2011)
hemm....menarik ulasannya dik..sudah pernah mencoba membuat?
BalasHapusmaksudnya membuat menteganya..
BalasHapusAda Obat Herbal Alami yang aman & efektif. Untuk Panggilan Cure Total +2349010754824, atau email dia drrealakhigbe@gmail.com Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE hubungi dia. Pengobatan dengan Obat Herbal Alami. Untuk: Demam Berdarah, Malaria. Menstruasi yang Nyeri atau Tidak Teratur. HIV / Aids. Penderita diabetes. Infeksi vagina. Keputihan Vagina. Gatal Dari Bagian Pribadi. Infeksi payudara. Debit dari Payudara. Nyeri & Gatal pada Payudara. Nyeri perut bagian bawah. Tidak Ada Periode atau Periode Tiba-tiba Berhenti. Masalah Seksual Wanita. Penyakit Kronis Tekanan Darah Tinggi. Rasa sakit saat berhubungan seks di dalam Pelvis. Nyeri saat buang air kecil. Penyakit Radang Panggul, (PID). Menetes Sperma dari Vagina Serta Untuk jumlah sperma rendah. Penyakit Parkinson. Lupus. Kanker. TBC Jumlah sperma nol. Bakteri Diare.Herpatitis A&B, Rabies. Asma. Ejakulasi cepat. Batu empedu, Ejakulasi Dini. Herpes. Nyeri sendi. Pukulan. Ereksi yang lemah. Erysipelas, Tiroid, Debit dari Penis. HPV. Hepatitis A dan B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Sifilis. Penyakit jantung. Pile-Hemorrhoid. Rematik, tiroid, Autisme, pembesaran Penis, Pinggang & Nyeri Punggung. Infertilitas Pria dan Infertilitas Wanita. Dll. Ambil Tindakan Sekarang. hubungi dia & Pesan untuk Pengobatan Herbal Alami Anda: +2349010754824 dan kirimkan email ke drrealakhigbe@gmail.com Catatan Untuk Pengangkatan dengan (Dr.) AKHIGBE. Saya menderita kanker selama setahun dan tiga bulan meninggal karena sakit dan penuh patah hati. Suatu hari saya mencari melalui internet dan saya menemukan kesaksian penyembuhan herpes oleh dokter Akhigbe. Jadi saya menghubungi dia untuk mencoba keberuntungan saya, kami berbicara dan dia mengirimi saya obat melalui jasa kurir dan dengan instruksi tentang cara meminumnya. . Saya tidak benar-benar tahu bagaimana itu terjadi tetapi ada kekuatan dalam pengobatan herbal Dr Akhigbe. Dia adalah dokter jamu yang baik.
BalasHapus